Buscar

Tuesday, December 10, 2013

MODEL RUP

MODEL RUP


RUP yang dikembangkan oleh Rational software adalah hasil kerjasama antara Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson dalam menyusun suatu metodologi yang digunakan untuk membangun software. RUP sendiri merupakan suatu metodologi pembangunan software.
RUP menyediakan suatu pendekatan untuk menangani pekerjaan dan tanggung jawab dalam pengembanganan. RUP bertujuan untuk  menghasilkan suatu software yang sesuai dengan kebutuhan dari end-user nya, pada jangka waktu dan biaya yang terukur.

Karakteristik
cara kerja RUP itu didasarkan pada 6 kunci prinsip bagi perkembangan bisnis yang terkendali yaitu :
1.    Mengadaptasi proses
2.   Menyeimbangkan prioritas dari para stakeholders
3.   Melakukan kolaborasi antar tim
4.   Mendemonstrasikan hasil-hasil yang ada secara berulang-ulang
5.   Menaikkan level abtraksi dari sebuah software
6.   Memfokuskan pada kualitas secara terus-menerus
Kesimpulan prinsip
1.     Distributed Team
2.     Dokumentasi sebagai sarana komunikasi
3.     Fokus dalam menggunakan tools
             4.     Lebih kompleks

Implementasi
1.     Inception
Yang perlu dilakuin dalam fase ini antara lain :
·         Kebutuhan akan model bisnis diterapkan
contohnya aja nilai-nilai bisnis yang ada, hal-hal yang memicu keuntungan, dan hal-hal yang berhubungan ama keuangan juga termasuk di sini.
·         Nentuin batasan-batasan dalam sebuah project.
·         Perencanaan dalam menentukan type model yang mau dipake dalam proses pengembangan software itu sendiri.
2.     Elaboration
Dalam fase kedua dalam RUP ini, yang perlu dilakuin diantaranya :
·         Menganalisa problem domain.
·         Mengembangkan perencanaan project.
·         Menghilangkan kemungkinan-kemungkinan terbesar yang memungkinkan timbulnya sebuah resiko dalam proses perkembangan project itu sendiri, dikarenakan jika sampai terjadi perubahan terhadap project dalam fase berikutnya, akan menyulitkan pengembang project tersebut untuk kembali meninjau ulang.
·         Pengembangan perencanaan arsitektural kalo’ analisa dari keseluruhan system udah lengkap.
·         Pengimplementasian use case, sebagai perwujudan dari arsitektur system software.
3.     Construction
tujuan utama dalam fase ini tentu aja perkembangan sebuah project dalam bentuk coding. Perkembangan project ini tentu aja ngga dilakuin secara serempak, tapi dilakukan secara berulang-ulang dengan beberapa penambahan tentu aja di tiap-tiap pengulangannya. Jadi, aktivitas yang terjadi dalam fase ini antara lain design, implementasi, dan tentu aja pengujian software tersebut.
4.     Transition
Dari arti kata transition itu sendiri, transisi, udah sepatutnya kita ngerti apa yang jadi tujuan utama dalam fase ini. Tentu aja, transisi, alias peralihan, software atau project yang emang dikembangkan, dari tangan pengembang alias developer-nya, ke tangan yang pesen project alias customer ato pelanggannya

kelebihan RUP :
Ada beberapa keuntungan dengan mengunakan RUP di antaranya :
1.     Menyediakan akses yang mudah terhadap pengetahuan dasar bagi anggota tim.
2.     Menyediakan petunjuk bagaimana menggunakan UML secara efektif.
3.     Mendukung proses pengulangan dalam pengembangan software.
4.     Memungkinkan adanya penambahan-penambahan pada proses.
5.     Memungkinkan untuk secara sistematis mengontrol perubahan- perubahan yangterjadi pada software selama proses pengembangannya.
             6.     Memungkinkan untuk menjalankan test case dengan menggunakan Rational TestManager Tool

kekurangan RUP :
Kekurangan Pengembangan Perangkat Lunak RUP :
1.     Metodologi ini hanya dapat digunakan pada pengembangan perangkat lunak yangberorientasi objek dengan berfokus pada UML (Unified Modeling Language)





gambar model RUP

referensi : http://kamarujung.blogspot.com.au/2013/04/pengertian-rup.html


MODEL PROTOTYPING

MODEL PROTOTYPING


Metode ini sering digunakan pada dunia riil. Karena metode ini secara keseluruhan akan mengacu kepada kepuasan user. Bisa dikatakan bahwa metode ini merupakan metode waterfall yang dilakukan secara berulang-ulang.
Tahapan Metode Prototyping
  1. Pemilihan Fungsi. Mengacu pada pemilahan fungsi yang harus ditampilkan oleh prototyping. Pemilahan harus selalu dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh kasus yang akan diperagakan.
  2. Penyusunan Sistem Informasi. Bertujuan memenuhi permintaan kebutuhan akan tersedianya prototype.
  3. Evaluasi.
  4. Penggunaan selanjutnya.
Jenis Jenis Prototyping
  1. Feasibility prototyping. Digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
  2. Requirement prototyping. Digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user. Misalnya dalam sebuah perusahaan terdapat user direktur, manajer, dan karyawan. Maka penggunaan sistem dapat dibedakan berdasarkan user tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
  3. Desain Prototyping. Digunakan untuk mendorong perancangan system informasi yang akan digunakan.
  4. Implementation prototyping. Merupakan lanjutan dari rancangan protipe, prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan digunakan.
Keunggulan metode Prototyping
  • Adanya komunikasi baik antara pengembang dengan pelanggan.
  • Pengembang dapat bekerja lebih baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
  • Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.
  • Menghemat waktu dalam pengembangannya.
  • Penerapan lebih mudah karena pemakai akan mengetahui apa yang diharapkan.
Kelemahan metode Prototyping
  • Kualitas sistem kurang baik karena hanya mengedepankan aspek kenyamanan user.
  • Pengembang kadang-kadang menggunakan implementasi yang sembarangan.
  • Tidak mencerminkan proses perancangan yang baik.
 gambar model prototyping
referensi : http://nurichsan.blog.unsoed.ac.id/2010/11/19/metode-pengembangan-waterfall-prototyping/

 
 

MODEL WATERFALL

MODEL WATERFALL

Waterfall Model adalah sebuah metode pengembangan software yang bersifat sekuensial. Metode ini dikenalkan oleh Royce pada tahun 1970 dan pada saat itu disebut sebaga isi klus klasik dan sekarang ini lebih dikenal dengan sekuensial linier. Selain itu Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai oleh para pengembang software. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu system dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melanjutkan kelangkah 2, 3 dan seterusnya.  Secara otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan. Ada dua gambaran dari Waterfall Model, biarpun berbeda dalam menggunakan fase tapi intinya sama.
gambar model waterfall

Keterkaitan dan pengaruh antar tahap ini ada karena output sebuah tahap dalam Waterfall Model merupakan input bagi tahap berikutnya, dengan demikian  ketidak sempurnaan hasil pelaksanaan tahap sebelumnya adalah awal ketidak sempurnaan tahap berikutnya. Memperhatikan karakteristik ini, sangat penting bagi tim pengembang dan perusahaan untuk secara bersama-sama melakukan analisa kebutuhan dan desain system sesempurna mungkin sebelum masuk kedalam tahap penulisan kode program. Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :
Analisa, Design, Code dan Testing, Penerapan dan Pemeliharaan

1. Analisa kebutuhan (Requirement Analysis)/(Requirements analysis and definition)

Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem.Pengumpulan data dalam tahap ini bisa malakukan sebuah penelitian, wawancara atau study literatur.Seorang system analis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah system komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan sistem. Dokumen inilah yang akan menjadi acuan system analis untuk menterjemahkan kedalam bahasa pemprogram.

2. Design sistem (System Design)

Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan kesebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada :struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirment. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.

3. Coding & Testing/penulisankode Program (Implementation)

Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem.Dalam artian penggunaan computer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap system tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

4. Penerapan / pengujian program (Integration & Testing)

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem.Setelah melakukan analisa, design dan pengkodean maka sistem yang sudah jadiakan digunakan oleh user.

5. Pemeliharaan (Operation & Maintenance) 

Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau system operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.

KeuntunganMetode Waterfall
  • Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
  • Document pengembangan system sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi  setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
  • Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik.

Kelemahan waterfall
  • Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk.
  • Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan yang berakibat pada tahapan selanjutnya.
  • Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidak pastian pada saat awal pengembangan.
  • Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama.
  • Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru.
 
referensi : http://d-in4matika.blogspot.com.au/2013/04/metode-waterfall-kelebihan-dan-kelemahan.html

MODEL SPIRAL

MODEL SPIRAL

Model spiral adalah model proses software yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari
prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model waterfall. Model ini berpotensi
untuk pengembangan versi pertambahan software secara cepat. Di dalam model spiral,
software dikembangkan di dalam suatu deretan pertambahan. Selama awal iterasi, rilis
inkremental bisa merupakan sebuah model atau prototipe kertas. Selama iterasi berikutnya,
sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa yang lebih lengkap.
Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas, di
antara tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu:
1. Komunikasi pelanggan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara
pengembangan dan pelanggan.
2. Perencanaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefiniskan sumber-sumber daya, ketepatan
waktu dan proyek informasi lain yang berhubungan.
3. Analisis Resiko
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik manajemen
maupun teknis.
4. Perekayasaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari
aplikasi tersebut.
5. Konstruksi dan peluncuran
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (install)
dan memberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan
dokumentasi).
LUMBUNG INFO / Deny Suhendra 3
6. Evaluasi pelanggan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan
dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang dibuat selama masa
perekayasaan, dan implementasikan selama masa pemasangan.

gambar dari model spiral

Kelebihan Model Spiral :
LUMBUNG INFO / Deny Suhendra 4
1. ditekankan pada pencairan alternatif, dan pemaksaan penggunaan kembali Software
yang telah ada
2. Analisa resiko
3. Adanya prototype memudahkan komunikasi dengan konsumen

Kekurangan model spiral adalah :
1. sulitnya untuk menyakinkan konsumen (khususnya dalam situasi kontrak) bahwa
pendekatan evolusioner bisa dikontrol.
2. Model spiral memerlukan keahlian penaksiran resiko yang masuk akal, dan sangat
bertumpu pada keahlian ini untuk mencapai keberhasilan. Jika resiko mayor tidak
ditemukan dan diatur, pasti akan terjadi masalah. Akhirnya model itu sendiri masih baru
dan belum dipergunakan secara luas seperti paradigma sekuensial dan prototipe.

referensi :http://deny808.files.wordpress.com/2011/03/model-spiral.pdf

MODEL RAD

MODEL RAD
Pengertian
Rapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses
pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat).
RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang
singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid application development
menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana
working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan
dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnya
disingkirkan. Working model digunakan kadang-kadang saja sebagai basis desain dan
implementasi sistem final.
Fase-fase dalam RAD

1. Bussines Modelling.
Aliran informasi diantara funsi-fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Informasi apa yg mengendalikan
proses bisnis? Informasi apa yg dimunculkan? Siapa yg memunculkan? Ke mana
informasi itu pergi? Siapa yg memprosesnya?

2. Data Modelling
Aliran informasi yg di definisikan sebagai bagian dari fase bussiness modelling di
saring ke dalam serangkaian objek data yg dibutuhkan untuk menopang bisnis
tersebut. Karakteristik (disebut atribut) masing-masing objek diidentifikasi dan
hubungan antara objek-objek tersebut didefinisikan.

3. Prosess Modeling
Aliran informasi yg didefinisikan di dalam fase data modelling ditransformasikan
untuk mencapai aliran informasi yg perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.
Gambaran pemrosesan digunakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus,
atau mendapatkan kembali sebuah objek data.
By: Pt. Mega Christanta 2

4. Aplication generation
RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke-empat. Selain menciptakan
perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ke-tiga yg
konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk memakai lagi komponen
program yg ada (pada saat memungkinkan) atau menciptakan komponen yg bisa
dipakai lagi (bila perlu). Pada semua kasus, alat-alat bantu otomatis dipakai untuk
memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.

5. Testing and turnover
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen
program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi
komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh.

Gambar fase-fase dalam RAD:






Penerapan
Model RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat yang
dicapai dengan menerapkan :
1. Component based construction ( pemrograman berbasis komponen ).
2. Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang
telah ada.
3. Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.
4. Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi
tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan komplekstasnya sstem yang
dibangun.
Jika keutuhan yang diinginkan pada tahap analisa kebutuhan telah lengkap dan jelas,
maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesakan secara lengkap perangkat lunak yang
dibuat adalah berkisar 60 sampai 90 hari. Model RAD hampr sama dengan model
waterfall, bedanya siklus pengembangan yang ditempuh model in sangat pendek
dengan penerapan teknik yang cepat.
Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan beberapa tmm dalam waktu
yang hampir bersamaan dalam waktu yang sudah ditentukan. Model in melibatkan
banyak tim, dan setiap tim mengerjakan tugas yang selevel, namun berbeda. Sesuai
dengan pembagian modul sistem.

Kelebihan dan Kelemahan

Beberapa hal (kelebhan dan kekurangan) yang perlu diperhatikan dalam implementasi
pengembangan menggunakan model RAD :
1. Model RAD memerlukan sumber daya yang cukup besar, terutama untuk proyek
dengan skala besar.
2. Model ini cocok untuk proyek dengan skala besar.
3. Model RAD memerlukan komitmen yang kuat antara pengembang dan
pemesssan, bahkan keduanya bisa tergabung dalam 1 tim
4. kinerja dari perangkat lunak yang dihasilkan dapat menjadi masalah manakala
By: Pt. Mega Christanta 5
kebutuhan-kebutuhan diawal proses tidak dapat dimodulkan, sehingga
pendekatan dengan model ini kurang bagus.
5. sisttem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
6. penghalusan dan penggabungan dari beberapa tim di akhir proses sangat
diperlukan dan ini memerlukan kerja keras.
7. proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
8. risiko tekns yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.


Referensi :
http://mega19boy.files.wordpress.com/2011/03/model-rad.pdf

Monday, January 14, 2013

Trik Mengoptimalkan Bandwith Pada Komputer

Pada artikel kali ini, saya akan menjelaskan bagaimana Trik Mengoptimalkan Bandwith Pada Komputer.
Mengoptimalkan Bandwith pada komputer adalah menggunakan semua bandwith yang tersedia untuk kita gunakan dalam berinternet, karena setiap komputer itu selalu menggunakan settingan bandwith yang tidak maksimal maksudnya 20% digunakan untuk mengupload 80% digunakan untuk mendownload.
Jika kita menggunakan 100% bandwith yang tersedia, maka komputer kita juga akan cepat untuk berinternetan. tapi, dengan menggunakan 100% bandwith untuk internetan, maka kemungkinan besar komputer kita tidak bisa melakukan yang namanya Upload, contohnya mengupdate antivirus, mengupdate software dll.

Tapi tenang jika kita ingin mengembalikan settingan bandwithnya seperti semua ada caranya juga.

Langsung saja menuju untuk Mengoptimalkannya.


  • Buka Run. caranya ketik start lalu pilih Run atau dengan menekan tombol windows+R.
  • Ketikan gpedit.msc di kotak Run tersebut, lalu Enter.

Gambar Kotak Dialog Run

  • Selanjutnya Klik Computer Configuration > Administrative Templates > Network > QoS Packet   Scheduler.
Gambar Jendela Group Policy

  • Lalu Double Klik Limit reservable bandwith. Ceklist Enabled, pada kolom Bandwith limit (%) ubah menjadi 0, maksudnya biar komputer anda bisa menggunakan 100% Bandwith. 

Gambar Limit reservable bandwith
  • Klik OK, lalu Apply. setelah itu restart komputer anda.

Jika anda ingin mengembalikan seperti semula, caranya gampang yaitu:
  • Tinggal Ceklist Not Configured atau Ceklist Enabled lalu isikan 20%(settingan awal).
  • Restart Komputer Anda.

Semoga Trik ini bisa membantu anda.







Sunday, January 13, 2013

Cara Membuka Situs Yang Sudah Di Blokir

Disini saya akan menjelaskan bagaimana Cara Membukan Situs Yang Sudah Di Bokir.
Mungkin anda pernah menemukan suatu situs yang telah diblokir. Jadi anda bingung bagaimana cara membuka situs tersebut, padahal dalam situs tersebut anda ingin mencari informasi atau apalah yang penting bagi anda sehingga anda mencari cara membukanya.
cara membuka situs tersebut sangat gampang, caranya:

  1. Buka Browser anda (disini saya mencontohkan dengan Mozila Firefox).
  2. Pada Address bar ketik alamat berikut ini www.free_proxylists.net (hapus tanda _). Jika anda sudah membukanya, nanti akan keluar banyak IP,Portal dan gambar bendera negara.
  3. Pilih salah satu IP dan Copy  IP tersebut beserta Portnya(salah satu saja). saya sarankan cari negara yang kolom Response dan Transfernya penuh dengan warna hijau.
  4. Masih di Browser anda, masuk ke Tools > Option > Advanced > Network > Pilih Tab Setting > Pilih Manual proxy configuration:
  5. Pastekan IP berserta  Portnya di kolom HTTP Proxy dan Port. Jika sudah pastikan IP dan Portnya sama.
  6. Dan yang terakhir. Masukan Alamat Situs Yang Sudah Di Blokir.

Untuk mengembalikan seperti semula, masuk ke Tools > Option > Advanced > Network > Tab Setting > Pilih Use system proxy setting atau No proxy.

Selamat Mencoba

Cara Merubah Windows XP SP2 Menjadi SP3 Tanpa Instal Ulang

Pada artikel kali ini, saya akan menunjukkan bagai mana Cara Merubah Windows XP SP2 Menjadi SP3 Tanpa Instal Ulang.
Mungkin anda ingin tau atau ingin merubah OS Windows XP dari SP2 menjadi SP3 tanpa repot-repot untuk mengistal ulang komputer anda.
caranya sangat gampang yaitu:

  • Buka Run
            Caranya tinggal klik tombol start lalu pilih Run, atau dengan menekan tombol windos+R
  • Lalu Ketikan regedit di Run tadi lalu Enter

  • Akan muncul jendela Regestry Editor

  • Lalu pilih HKEY_LOCAL_MACHINE > SYSTEM > CurrentControlSet > Windows
  • Double klik CSDVersion

  • Di kolom Value data ubah 200 menjadi 300, jika ingin merubah dari SP2 menjadi SP3
     ket:
     100 = SP1
     200 = SP2
     300 = SP3
  • Jika telah selesai klik Ok, lalu tutup jendela Registry
  • Lalu Restart komputer anda
  • Dan yang terakhir lihat perubahannya dengan cara klik kanan di My Computer > pilih Properties

         Di situ akan terlihat bahwa Computer anda sudah berubah dari SP2 ke SP3.

Semoga Artikel ini bermanfaat untuk anda.





                        






 
Ardiansyah | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger