Buscar

Tuesday, December 10, 2013

MODEL SPIRAL

MODEL SPIRAL

Model spiral adalah model proses software yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari
prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model waterfall. Model ini berpotensi
untuk pengembangan versi pertambahan software secara cepat. Di dalam model spiral,
software dikembangkan di dalam suatu deretan pertambahan. Selama awal iterasi, rilis
inkremental bisa merupakan sebuah model atau prototipe kertas. Selama iterasi berikutnya,
sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa yang lebih lengkap.
Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas, di
antara tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu:
1. Komunikasi pelanggan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara
pengembangan dan pelanggan.
2. Perencanaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefiniskan sumber-sumber daya, ketepatan
waktu dan proyek informasi lain yang berhubungan.
3. Analisis Resiko
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik manajemen
maupun teknis.
4. Perekayasaan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari
aplikasi tersebut.
5. Konstruksi dan peluncuran
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (install)
dan memberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan
dokumentasi).
LUMBUNG INFO / Deny Suhendra 3
6. Evaluasi pelanggan
Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan
dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang dibuat selama masa
perekayasaan, dan implementasikan selama masa pemasangan.

gambar dari model spiral

Kelebihan Model Spiral :
LUMBUNG INFO / Deny Suhendra 4
1. ditekankan pada pencairan alternatif, dan pemaksaan penggunaan kembali Software
yang telah ada
2. Analisa resiko
3. Adanya prototype memudahkan komunikasi dengan konsumen

Kekurangan model spiral adalah :
1. sulitnya untuk menyakinkan konsumen (khususnya dalam situasi kontrak) bahwa
pendekatan evolusioner bisa dikontrol.
2. Model spiral memerlukan keahlian penaksiran resiko yang masuk akal, dan sangat
bertumpu pada keahlian ini untuk mencapai keberhasilan. Jika resiko mayor tidak
ditemukan dan diatur, pasti akan terjadi masalah. Akhirnya model itu sendiri masih baru
dan belum dipergunakan secara luas seperti paradigma sekuensial dan prototipe.

referensi :http://deny808.files.wordpress.com/2011/03/model-spiral.pdf

0 comments:

 
Ardiansyah | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger